Strategi Menumbuhkan Minat Baca Pada Anak Sejak Usia Dini

Oleh : Nurhayati,SE

Pustakawan Madya Pemprov NTB

 

Membaca merupakan kegiatan yang mudah dilakukan sekaligus menyenangkan. Dengan membaca kita dapat melanglang buana menikmati berbagai hal yang menarik, berbagai hal yang imajinatif. Dengan membaca, dunia akan terbuka lebar. Segala informasi dapat kita serap melalui kegiatan membaca. Orang bijak mengatakan, “buku adalah jendela dunia”.

Perlu diupayakan pentingnya membaca dan upaya-upaya yang mesti dilakukan untuk membangun budaya gemar membaca di kalangan masyarakat Indonesia, sejak usia dini, bagaimana meningkatkan minat baca pada anak usia dini.

Minat baca merupakan keinginan yang kuat dari dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan membaca serta menyukai dan menikmati aktifitas membaca. Minat baca yang baik merupakan salah satu indikator kemajuan literasi sekaligus menjadi indikator kemajuan bangsa. Minat baca sebaiknya distimulus pada usia sedini mungkin. Karena pada usia dini merupakan periode emas dalam perkembangan otak manusia. Masa usia dini merupakan masa yang krusial dalam perkembangan seorang anak. Stimulus yang tepat yang diberikan kepada anak pada usia ini tentunya akan memberikan hasil yang lebih optimal, termasuk juga dalam mengenal keaksaraan dan membaca. Salah satu bentuk stimulus yang diberikan adalah dengan melaksanakan program literasi

Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah dengan kegiatan literasi keluarga. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam program literasi keluarga adalah kegiatan orang tua membacakan buku kepada anak baik di rumah ataupun di sekolah, kegiatan membuat pojok baca di rumah, kegiatan field trip berkunjung ke perpustakaan atau ke toko buku dan kegiatan evaluasi dalam bentuk home visit.

Orang tua adalah role model bagi anak. Ada sebuah pepatah “Like mother like daughter, like father like son”. Bahwa anak akan cenderung mengikuti apa yang dilakukan orang tuanya ataupun orang-orang terdekat yang dilihatnya. Anak-anak yang sering melihat orang tuanya berinteraksi dengan buku sekaligus membacakan mereka buku akan membuat anak anak penasaran dan ingin mengikuti apa yang dilakukan orang tuanya tersebut. Apa yang orang tua lakukan akan pemberi warna bagi kehidupan anak-anaknya. Orang tua berperan sangat besar untuk menentukan akan seperti apa anaknya kelak. Kehidupan anak-anak pada dasarnya banyak dilakukan dengan meniru atau yang dalam psikologi lebih dikenal dengan istilah imitasi.

Baca Juga :  Koperasi Dambaan Masyarakat

Periode usia PAUD atau prasekolah adalah masa peka. Anak sensitif untuk menerima segala rangsangan, yaitu pada masa fungsi-fungsi fisik dan psikis telah siap merespon segala rangsangan (stimulus) yang diberikan oleh lingkungan. Dengan demikian, lingkungan sebagai unsur yang mensuplai atau menyediakan sejumlah rangsangan perlu mendapatkan perhatian sungguh-sungguh. Lingkungan merupakan salah satu faktor penentu kunci keberhasilan dalam membangun kemampuan dan perilaku anak. Pojok baca ditata dengan hiasan yang indah dan menarik ditambah denngan gambar-gambar dan tulisan yang menyolok. Di lokasi pojok baca ditata buku-buku yang gampang terlihat dan gampang dijangkau anak. Pojok baca yang ditata lebih indah dan menarik tentunya akan membuat anak merasa nyaman dan betah berada di tempat tersebut. Hal ini diharapkan dapat menimbulkan ketertarikan mereka terhadap aktifitas membaca buku, baik mereka membaca sendiri atau mereka dibacakan buku oleh orang lain. Pembuatan tempat khusus ini tentunya juga akan menimbulkan kesan yang lebih mendalam pada diri anak sehingga akan menimbulkan kesan yang baik sampai mereka dewasa kelak. Ruang pojok baca juga dapat diperlengkapi dengan mainan edukasi yang dapat menstimulus kecerdasan litarasi dan keaksaraan anak, seperti puzle, balok, kartu kambar, kartu huruf, kartu kata dan kartu kalimat. Dengan adanya APE yang menarik di pojok baca, anak akan semakin betah berada di pojok baca sehingga kecintaan anak-anak akan membaca semakin tumbuh. Pojok baca juga merupakan awal untuk membuat perpustakaan keluarga bila dikelola dengan lebih baik, dengan tambahan koleksi buku yang semakin banyak dan beragam.

Kegiatan berjalan-jalan atau Field trip pada umumnya sangat disukai oleh anak-anak. Bila dilakukan bersama keluarga dapat meningkatkan keakraban sesama anggota keluarga. Kegiatan jalan-jalan ke perpustakaan dapat dirancang lebih bermakna apalagi dikaitkan dengan tujuan menumbuhkan minat baca anak usia dini dengan peningkatan peran keluarga. Di perpustakaan anak-anak akan melihat banyak sekali buku. Mereka bisa memilih buku dengan lebih leluasa dipandu orang tua. Orang tua dan anak bisa memilih salah satu tempat di perpustakaan sebagai tempat membacakan buku untuk anakanak. Untuk lebih menarik, anak-anak juga bisa dibuatkan kartu perpustakaan serta meminjam buku di perpustakaan untuk dibawa pulang. Bentuk lain field trip yang dilaksanakan dalam kegiatan literasi keluarga adalah pergi ke toko buku dengan keluarga. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengenlkan sumber-sumber tempat memperoleh buku. Selain itu juga untuk membiasakan keluarga melakukan wisata belanja yang lebih edukatf. Di toko buku orang tua dapat menerangkan kepada anak-anak jenis-jenis buku, harga buku dan cara membeli buku.

Baca Juga :  Oleh-Oleh HPN Medan, Kisah Dramatis Bapak Jurnalisku Bambang Eka Wijaya

Kegiatan kunjungan rumah yang biasa lebih dikenal dengan kegiatan home visit dapat dimanfaatkan untuk mengevaluasi kegiatan literasi keluarga. Kegiatan home visit ini sudah disepakati dari awal antara sekolah dan orang tua untuk melihat kepastian program literasi keluarga terlaksana di setiap rumah siswa. Dengan dilaksnakannya kegiatan home visit ini, diharapakan komitmen keluarga untuk menyelenggarakan literasi dalam keluarga tetap terjaga serta motivasi orang tua, keluarga ataupun pengasuh dalam membacakan buku kepada anak semakin meningkat. Sehingga pada akhirnya dengan kegiatan literasi keluarga ini diharapkan minat baca anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *