Kadispora NTB Hadiri Opening Ceremony KTT Y20

Mataram, Lombok Boss.- Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi NTB, Drs. H. Surya Bahari, mewakili Gubernur NTB menghadiri Opening Ceremony KTT Y20 Presidensi G20 Indonesia, di Gedung Nusantara V Kompleks DPR, Jakarta, Senin (18/7/2022).

Acara ini dibuka langsung oleh
Menteri Luar Negeri RI, Retno Lestari Priansari Marsudi, dan dihadiri oleh delegasi resmi dan pengamat Y20 dari negara G20 dan organisasi Internasional, serta tamu undangan lainnya.

Rangkaian kegiatan Y20 Presidensi G20 ini dimulai dengan kick-off ceremony dan empat pra-KTT dari bulan Maret hingga Juni 2022 di Palembang, Lombok, Balikpapan dan Manokwari dan selanjutnya KTT Y20 Indonesia 2022, yang akan dilaksanakan pada Juli 2022 di Jakarta dan Bandung.

Y20 Presidensi G20 Indonesia 2022 ini mengangkat empat isu prioritas kepemudaan yang akan didiskusikan pada KTT Y20, yaitu Ketenagakerjaan Pemuda, Transformasi Digital, Planet yang berkelanjutan Layak Huni dan Keberagaman Inklusi.

Sebanyak 72 delegasi dari 18 negara hadir dalam KTT Y20 secara fisik. KTT tersebut diselenggarakan pada 17-24 Juli 2022. Para delegasi muda dari berbagai negara akan membahas finalisasi dari Communigue, yakni sebuah deklarasi pemuda berisi rekomendasi kebijakan bagi pemimpin dunia negara G20. Para delegasi akan memberikan masukannya untuk rekomendasi kebijakan ini.

Dalam acara pembukaan yang berlangsung di Gedung DPR itu, disambut secara langsung oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi. Menlu Retno menyampaikan bahwa Y20 perlu memajukan dua peran pemuda sebagai agen perubahan dan agen perdamaian.

Dia menjelaskan, di tengah berbagai tantangan global, kapabilitas transformatif dari 1,2 miliar anak muda di seluruh dunia bisa memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap berbagai solusi permasalahan yang ada di dunia.

Baca Juga :  Kantor JMSI Daerah Jadi Tempat Pendaftaran Mahasiswa Baru SiberMu

“Sebagai pemimpin masa depan, anak muda harus memainkan peran penting untuk memastikan perdamaian yang sejahtera dan berkelanjutan. Di dalam dunia yang terglobalisasi dan saling terkoneksi, hal ini bisa dilakukan dengan menumbuhkan dialog, membangun jembatan dan tidak membangun tembok. Jembatan ini harus didasari keberagaman,” jelas Retno. PUR

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *