Puncak Acara Bau Nyale 2020, Diperkirakan Bakal Meleset

Lombok Tengah, Boss.- Puncak Acara Bau Nyale 2020 yang telah ditetapkan oleh pemerintah kabupaten Lombok Tengah Tanggal 14,15 Pebruari 2020, di perkirakan bakal meleset lebih maju dua hari dari yang ditetapkan, karena malam tempatnya  tumpah nyale itu malah terjadi kemarin malam yaitu Rabu malam,atau  Kamis pagi (13/02/2020) Hal ini di buktikan karena kemarin banyak sekali nyale hasil tangkapan kemarin malam yang di temukan di pasaran terutama di Pasar Sengkol.

Para pedagang menjual nyale tersebut kemarin dengan harga paling murah antara 100 sampai 200 ribu rupiah perbak.Dan mereka juga menjualnya dengan cara di ecer menggunakan kantong-kantong plastik.

Tentu saja akibat dari di duganya  tokoh2 adat dan budayawan yang mengambil keputusan menentukan puncak  Bau Nyale  itu diperkirakan  meleset semakin memperkuat adanya dua opsi di masyarakat yang sudah lama berkembang yaitu Nyale versi masyarakat dan Nyale versi pemerintah. Hingga nanti malam, Jumat (14/02/2020) dan lusa Sabtu tangal 15 Pebruari oleh sebagian masyarakat lombok selatan  merupakan nyale versi pemerintah.

Dikatakan seperti itu kalau dugaan ini benar maka tanggal 14 dan 15 tersebut tak lebih dari acara hiburan dan  ceremonial semata  karena nyale yang benarnya itu sudah keluar dan ditangkap  kemarin malam. Hingga nantinya masyarakat umum yang datang ke lokasi acara pada hari ini (nanti malam) Jumat,14/02  atau malam berikutnya ke kawasan Pantai Tanjung A’an,hanya akan menikmati hiburan semata,dan tidak akan mendapatkan nyale dalam jumlah banyak atau tidak sama sekali.

Dan berdasarkan tradisi budaya dari Suku Sasak yang sudah berjalan dari tahun ke tahun tersebut,nyale akan keluar  pada tanggal 20 bulan kesepuluh penanggalan Suku Sasak.Nah berdasarkan keterangan  salah seorang warga pantai Tj.A’an  bernama Demung, diantara 2 malam tersebut satu malam lebih awal  itu di jadikan sebagai malam pembojak (Pencarian) bila pada malam tersebut hanya ada keluar sedikit nyalenya. Bisa dipastikan  besok malamnya akan lebih banyak yg akan keluar atau malam puncaknya. Dan masih menurut keterangan pemilik salah satu cafe di kawasan Tj.A.’an ini Bau Nyale sendiri terjadi dua kali dalam setahun yaitu nyale awal atau lazim disebut nyale tunggak.2 bulan berikutnya baru ada Nyale poto atau akhir. Kalau ternyata terbukti perkiraan Bau Nyale tahun ini meleset hal ini juga pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga :  Gubernur NTB Inginkan Investasi Berkualitas dan Menyejahterakan

Penentuan tanggal puncak Bau Nyale tahun ini di tentukan berdasarkan keputusan Sangkep Warige tokoh spiritual, adat dan budayawan dari 4 penjuru mata angin Lombok Tengah pada  Tanggal 13 Januari 2020 lalu. Penentuan tersebut berdasarkan perhitungan dengan membaca fenomena alam seperti munculnya bintang rowot, mekarnya  bunga tertentu di lombok selatan dan adanya hujan dan angin yang disertai petir.Sangkep ini di pimpin oleh Plt.Kadis Budpar Loteng,H.Lendek Jayadi di Desa Wisata Dusun Ende Desa Sengkol Kecamatan Pujut 13 Januari lalu.

Sementara salah satu rangkaian acara Pesona Bau Nyale NTB 2020  Kamis (13/02/2020) kemarin berupa gelar  Mandalika Fashion Carnival (MFC) yang berlangsung di kota Praya yang berlangsung cukup meriah dengan mendapat perhatian khusus dari masyarakat Lombok Tengah yang datang khusus untuk menonton kemarin sore. Peserta MFC ini datang mewakili 12 Kecamatan dengan berbagai model kostum ala Jember Pashion Carnival (JPC), pakaian adat sasak dan di iringi kesenian gendang beleq.Mengambil Star di depan Aerotel Praya dan finish di Alun-alun Tastura.

Yang hadir membuka kegiatan ini adalah Wabup Loteng,H.L.Pathul Bahri,S.IP.Beliau dalam sambutannya menyampaikan sinergi antara pemerintah pusat,provinsi dan kabupaten agar terus ditingkatkan untuk kemajuan perekonomian masyarakat Lombok Tengah sendiri. Hadir juga memberikan sambutan  adalah ketua Dekranasda Provinsi NTB,Hj.Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah,SE.M.Sc.
Ikut mendampingi Ketua Dekranaskab Lombok Tengah Hj.Baiq Irma Budiani. dan segenap kepala Forkopinda, Kepala SKPM, sejumlah pemerhati budaya dan pariwisata di NTB.JIK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *